PJ Sekda Maluku Tenggara Hadiri Syukuran Misa Pertama Tahbisan RP Zakarias Mayabubun Di Ohoi Letvuan

Langgur,Liputan sebelas.co.id – Bertempat di Ohoi Letvuan Sabtu 27 April 2024,Penjabat Sekretaris Daerah Maluku Tenggara, Ir. Nikodemus Ubro, M.Si mewakili Penjabat Bupati Maluku Tenggara menghadiri Acara Syukuran Misa Pertama Tahbisan RP. Zakarias Mayabubun. Turut hadir pada Acara tersebut, Forkopimda, Staf Ahli Bupati, Rat Yaab Faan, Pimpinan OPD, Pimpinan Instansi Vertikal, Perwakilan Provincial MSC, Para Iman, Suster dan undangan lainnya.

Mengawali Sambutan PJ Bupati Maluku Tenggara yang dibacakan oleh PJ Sekda,Ir.Nicodemus Ubro mengajak para Hadirin untuk mempersembahkan puji syukur kepada Tuhan dalam bentuk perayaan syukur sebagai umat beriman. Karena daerah ini, dan secara khusus ohoi ini, dianugerahi rahmat tahbisan Imam yang diperoleh putra terkasih, RP. Zakarias Mayabubun, MSC. Atau yang biasa di sapa dengan kasih, Pastor Chaken. Ubro atas nama Pribadi dan atas nama Pemerintah Daerah mengucapkan proviciat.

Selamat dan sukses atas rahmat tahbisan yang diterima. Seraya dengan segenap do’a dan pengharapan, Kiranya Pastor Chaken akan selalu teguh dalam menjalani panggilan imamat ini.Selamat kepada Pemerintah Ohoi, orang tua, keluarga dan warga Ohoi Letvuan, termasuk juga kepada seluruh umat Katolik di Kabupaten Maluku Tenggara. Iman yang teguh dan tumbuh subur di daerah ini, telah dan terus menghasilkan Buah.

Dengan memberikan putra-putri Terbaik Kita untuk melayani di jalan Tuhan, maka berkat dan rahmat akan selalu turun menyertai dan merahmati seluruh hidup dan penghidupan Kita Perjalanan hidup dan panggilan setiap orang selalu mampu memberikan pembelajaran dan inspirasi. Baik untuk diri sendiri,maupun untuk orang lain.

Demikian halnya perjalanan panggilan seorang imam. Perjalanan panjang yang dilalui sampai dengan tahbisan tentu sudah memberikan banyak warna dan pembelajaran. Pada akhirnya, seorang Imam akan benar-benar siap untuk terjun, turun melayani dan berkarya di masyarakat.Terhadap hal ini, PJ Sekda tertarik dengan Motto Imamat Pastor Chaken, yang berbunyi: “Ini aku, utuslah aku”. Diambil dari Kitab Yesaya Pasal 6 Ayat (8).

Motto ini adalah gambaran pemberian diri dan kepasrahan, yang di-latar-belakangi kesiapan Pastor Chaken untuk menjalani panggilannya melayani Tuhan. Bagaimana Pastor Chaken menjadi siap untuk berkarya, tentu karena pastor chaken sudah menjalani proses panjang dalammempersiapkan dirinya. Di sana, Pastor Chaken tidak berusaha sendiri, ada banyak tangan yang ikut berjuang, ikut membantu, dan ikut mendoakan. Termasuk satu hal yang sangat penting adalah, bagaimana lingkungan yang ada di sekitar Pastor Chaken dapat ikut membentuk dan memberikan manfaat positif bagi perkembangan diri Pastor Chaken.

Lingkungan keluarga, lingkungan ohoi, sekolah, dan termasuk lingkungan pergaulan yang dijalani Pastor Chaken, Saya yakini turut berperan secara positif menjadikan Pastor Chaken siap untuk berkarya dan melayani sebagai Imam. Faktor lingkungan inilah, yang menurut pandangan strategis Kami, sedikit mengalami kemerosotan di Kabupaten Maluku Tenggara ujar Ubro, Lingkungan sosial yang terbangun akhir-akhir ini banyak dipengaruhi oleh informasi, budaya dan gaya hidup baru, yang memberikan dampak buruk bagi perkembangan generasi muda.

Arus informasi yang tersebar secara mudah, dan cepat serta seakan tanpa batas, turut mempengaruhi lingkungan perkembangan anak-anak Kita. Di sinilah tantangan bagi Kita semua, bagi orang tua, guru, pembina di lingkungan keagamaan serta pemerintah daerah. Bagaimana Kita harus mampu membangun lingkungan sosial yang baik untuk perkembangan generasi penerus. Lingkungan yang sarat akan nilai dan budaya.

Menanamkan pesan-pesan hidup yang baik, serta meningkatkan pengawasan untuk menjadi sarana pendukung bagi perkembangan generasi muda. Dengan cara itulah, generasi muda kita dapat dibimbing untuk terhindar dari pengaruh buruk. Terhindar dari pergaulan yang mungkin memberikan dampak negatif. Serta dengan demikian, meraka akan tumbuh dan benar-benar siap, menjalani proses untuk pengembangan diri, menjalani penggilan hidupnya masing-masing tutup Ubro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *