Kabupaten Maluku Tenggara Ditetapkan sebagai Lokasi Modeling Rumput Laut 2024

Yogyakarta,LiputanSebelas.co.id – Rapat Kerja Teknis Terpadu Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2024 digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang dipusatkan di Hotel Tentrem Yogyakarta Rabu 06 Maret 2024 dengan Tema “Sinergi Mewujudkan Ekonomi Biru untuk Kelautan dan Perikanan Indonesia yang Maju dan Berkelanjutan. Rapat Kerja Terpadu ini digelar dalam rangka meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian program prioritas bidang kelautan dan perikanan bersama Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta meningkatkan pemahaman stakeholder kelautan dan perikanan terhadap kebijakan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Rapat Kerja Terpadu tersebut dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Ir. Sakti Wahyu Trenggono, MM dan dihadiri Jajaran Kementerian KKP, Kepala Unit Teknis Lingkup Kementerian KKP, Pemerintah Daerah (Bupati/Walikota), Eselon 1 dan 2, Akademisi, Praktisi Kelautan dan Perikanan mitra Kelautan dan Perikanan serta Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Pelaku Usaha bidang Kelautan dan Perikanan.Salah satu Agenda Penting dalam Rapat Kerja Terpadu tersebut yakni Penandatanganan Komitmen Lokasi Modeling Budidaya Rumput Laut Kabupaten Maluku Tenggara dan Kabupaten Rote Ndao NTT yang ditetapkan sebagai Lokasi Modeling Budidaya Rumput Laut Tahun 2024.

Penandatanganan Komitmen dilakukan oleh Penjabat Bupati Maluku Tenggara Drs. Jasmono, M.Si. Keberhasilan Kabupaten Maluku Tenggara menjadi Sentra Produksi Rumput Laut membuat Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara diundang untuk melakukan penandatanganan kerjasama Memorandum Of Understanding atau MoU dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia Kepada Awak Media di Yogya usai Kegiatan, PJ Bupati Maluku Tenggara, Jasmono katakan dengan adanya penetapan tersebut, akan ada pelaksanaan pembangunan perikanan berbasis Ekonomi Biru, yaitu pengembangan perikanan budi daya berorientasi ekspor dengan komoditas unggulan rumput laut.

Jasmono menjelaskan, maksud pelaksanaan modeling budidaya rumput laut tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas usaha dan daya saing pembudidaya rumput laut dalam memanfaatkan potensi kawasan perikanan budidaya dalam suatu hamparan perairan seluas 100 hektar. “Jadi akan dikelola secara bersama-sama dibawah satu lembaga pengelola dengan melibatkan minimal 60 orang pembudidaya rumput laut,” ujarnya.

Menurut Mantan Inspektur Provinsi Maluku ini, tujuan dari dilaksanakannya modeling budidaya rumput laut adalah untuk meningkatkan produksi perikanan budidaya khususnya komoditi rumput laut dengan target produksi 30 Ton per hektar per siklus tanam.”Kita bicara bukan hanya penangkapan, hasil laut dan sebagainya tapi juga mengelola ruang laut. Kemudian bagaimana mengembangkan budidaya, melalui model-model berbasis kawasan. Kemudian bagaimana masyarakat pesisir menjadi masyarakat produktif,” tutup Jasmono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *