Jakarta,LiputanSebelas.co.id – Aplikasi PMM saat ini tengah diobok-obok oleh para Joki dan membuat banyak guru yang jadi mabok. Guru menjadi terjajah oleh aplikasi. Menurut Pakar Pendidikan Karakter, Doni Koesoema kepada awak media di Jakarta Jumat 26 Januari 2024 dirinya sampai memberikan kritik pedas kepada Kemdikbudristek yang mengeluarkan kebijakan ini. Seperti diketahui, E-Kinerja terintegrasi dengan Platform Merdeka Mengajar (PMM), Hal ini jelas akan menambah beban kerja guru.
Ini bukanlah miss Konsepsi, tapi Fakta di semua Satuan Pendidikan. Doni Koesoema juga menyoroti kebijakan yang dirasa kurang tepat, dan Sebaiknya dievaluasi dan dikaji kembali oleh para penentu kebijakan sebab pada akhirnya Guru dan masyarakat yang dirugikan. Siswa menjadi kurang terlayani dengan baik, karena guru sibuk dengan tugas administrasi. Seharusnya guru fokus kepada muridnya. Bukan dibebani dengan Sasaran Kerja Pegawai atau SKP dan pengelolaan kinerja di aplikasi PMM.
Biarkan aplikasi PMM untuk menjadi media guru belajar mandiri dan saling berbagi. Hal yang sifatnya administrasi serahkan saja kepada tenaga kependidikan seperti pegawai tata usaha. Guru cukup mengisi SKP yang simple dan kemudian diserahkan ke petugas tata usaha atau operator dapodik yang ditunjuk oleh sekolah. Setelah itu petugas tenaga kependidikan atau tendik yang mengurusinya. Guru tetap fokus untuk merencanakan, dan melaksanakan pembelajaran yang bermutu, Kemudian menilai dan mengevaluasinya.

Sehingga guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas atau classroom action research. Bukan sekedar aksi nyata yang dapat direkayasa. Apalagi sekarang sudah banyak jasa joki dan orang bayaran untuk mengisi konten di aplikasi PMM. Guru tak lagi meninggalkan kelas hanya karena ikut webinar sosialisasi pengelolaan Kinerja guru oleh BBGP Kemdikbudristek. Guru seharusnya kembali bersatu dan menolak kebijakan yang kurang tepat ini. Guru seharusnya sudah merdeka dan tidak terjajah sebuah kebijakan berbasis aplikasi. Guru boleh menggunakan berbagai aplikasi bahkan menciptakan aplikasi sendiri untuk mengelola kinerjanya menjadi guru yang profesional. Sehingga dapat berbagi praktik baik kepada guru lainnya tanpa harus memasukkannya di aplikasi PMM.
Tentu saja organisasi guru resmi seperti PGRI yang merupakan organisasi guru terbesar, dan paling tua di Indonesia. Saat ini sedang mengkaji kebijakan kemdikbudristek ini. PGRI akan bergerak berdasarkan data yang masuk. Sehingga data yang digunakan dapat memberikan masukan yang konstruktif dan terstruktur dalam menolak sebuah kebijakan. lebih cepat lebih baik. Jangan korbankan guru-guru kita dengan kebijakan yang kurang tepat. Saat ini litbang PB PGRI sedang bekerja mengelola data dan masukan dari anggota PGRI di seluruh Indonesia. Semoga datanya cepat direspon oleh Kemdikbudristek, sehingga Guru benar benar merdeka dan bebas dari tekanan, apa itu merdeka belajar dan merdeka mengajar ? sedangkan namanya kurikulum merdeka lantas Dimana merdekanya?